Kamis, 17 November 2016

Biodata dan sejarah maverick vinales

SEJARAH MAVERICK VINALES

Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nashesr

Maverick Viñales

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Maverick Viñales, lahir di kota Figueres Spanyol pada tanggal 12 Januari 1995. Prestasinya di kejuaraan motorsport roda dua telah nampak sejak usia 12 tahun saat ia menjuarai seri 125 cc Catalan Champion untuk pertama kalinya dan mampu dipertahankannya setahun kemudian. Di tahun 2009 ia menempati posisi runner-up kejuaraan CEV Buckler National 125GP championship dengan hanya defisit empat poin. Atas pencapaiannya tersebut ia mendapatkan gelar Rookie of the Year. Tahun berikutnya, di 2010 ia mampu memenangi dua kejuaraan sekaligus, CEV Buckler 125GP dan European 125GP championship. Di tahun 2011 ia melanjutkan kariernya dengan berkompetisi di kejuaraan dunia Grand Prix 125cc. Kemenangannya di sirkuit Le Mans Peranci menjadikannya pembalap ketiga termuda yang mampu memenangi Grand Prix. Tiga kemenangan berikutnya mampu ia raih dan menutup musim pertamanya di kelas World GP 125cc dengan menempati klasemen ketiga. Gelar Rookie of the Year kembali disematkan kepadanya yang saat itu baru berusia 16 tahun.
Maverick Viñales telah resmi bergabung dengan Movistar Yamaha MotoGP untuk musim 2017. Rider yang mempunyai julukan Top Gun ini berhasil mencatatkan hasil impresif pada pengujian hari pertama di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia (15/11/2016), yang mana ia berhasil menorehkan waktu tercepat 1 menit 30,930 detik dengan mengendarai Yamaha YZR-M1 2017. Pada pengujian hari selanjutnya (16/11/2016), Maverick Viñales berhasil mempertajam catatan waktunya dengan 1 menit 29,975 detik, sekaligus menjadikan Top Gun sebagai satu-satunya rider yang berhasil mencatatkan waktu di bawah 1 menit 30 detik pada pengujian tersebut.[1][2].

Awal Karier

Pada tahun 2012, kompetisi World GP 125cc berganti nama menjadi kelas Moto3 dimana motor yang diperlombakan adalah motor bermesin empat langkah. Regulasi terbaru telah melarang kompetisi menggunakan motor bermesin dua langkah. Di musim keduanya ini, Maverick Viñales mengalami performa yang cukup fluktuatif. Meskipun demikian dengan lima kemenangan yang diraihnya ia kembali menutup musim dengan menempati klasemen pembalap di peringkat ketiga. Di tahun 2013 Maverick Viñales terlibat dalam persaingan titel juara Moto3 bersama Luis Salom dan Álex Rins. Perebutan gelar juara dunia kelas Moto3 berhasil ia peroleh ketika ia sukses menjuarai seri terakhir di GP Valencia.
Di tahun 2014, Maverick Viñales kembali melanjutkan perjalanan kariernya ke jenjang yang lebih tinggi lagi yakni kelas Moto2. Secara mengesankan ia mampu menjuarai tiga seri dan kembali dinobatkan sebagai Rookie of the Year di musim pertamanya tersebut. Dengan pencapaiannya yang gemilang sepanjang kariernya, kelas Moto2 merupakan kelas yang paling singkat ia jalani. Suzuki yang pada saat itu sedang merencanakan kembalinya mereka ke kompetisi MotoGP 2015 melihat bakat Maverick Viñales akan bermanfaat bagi pengembangan motor GSX-RR yang saat itu sedang dikembangkan oleh pembalap tes berkebangsaan Perancis Randy De Puniet.

Karier MotoGP

Musim 2015, Maverick Viñales resmi bergabung dengan jajaran pembalap kelas premier motoGP mengenakan Wearpack Suzuki MotoGP team. Di tim barunya tersebut ia memiliki rekan satu timnya Aleix Espargaro yang merupakan saudara kandung dari pembalap Yamaha Tech3 Pol Espargaro. Di musim pertamanya di kelas motoGP ia terlihat seakan masih dibawah bayang-bayang rekan setimnya yang sudah lebih berpengalaman. Terhitung dari 18 seri yang ia ikuti pada musim 2015, Maverick Viñales 8 kali finish di luar peringkat sepuluh besar dan dua kali DNF. Hasil terbaiknya ia raih pada seri GP Catalunya dan GP Australia yang mampu ia selesaikan pada posisi keenam. Musim 2015 ia tutup dengan menempati peringkat kedua belas klasemen pembalap.
Musim 2016 merupakan tahun kebangkitan Maverick Viñales dan Suzuki. Dengan beberapa pengembangan seperti Seamles GearBox dan mesin baru GSX-RR yang lebih bertenaga, beberapa kali Maverick Viñales mampu mencuri perhatian pengamat dan fans motoGP. Di seri pembuka Qatar ia mampu menyelesaikan balapan di posisi keenam, merupakan awal musim yang baik baginya dan Suzuki. Mengingat di tahun sebelumnya di sirkuit yang sama ia hanya mampu finish di urutan keempat belas. Di seri kedua GP Argentina Maverick Viñales nyaris memperoleh podium pertamanya seandainya ia tidak mengalami low side, yang menyebabkan ia gagal menyelesaikan balapan[3]. Podium yang tertunda tersebut akhirnya mampu ia tebus ketika menempati posisi ketiga di balapan GP Perancis sirkuit Le Mans 8 May 2016 lalu. Sepanjang musim 2016, hingga seri GP Le Mans, Maverick Viñales mampu menyelesaikan pembalap di peringkat 10 besar.
Dengan talenta yang dimilikinya, beberapa tim pabrikan seperti Yamaha Movistar disebut-sebut telah menawarkan kontrak baginya untuk bergabung bersama tim tersebut. Dengan resminya kepindahan Jorge Lorenzo ke tim Ducati untuk musim 2017, Yamaha Movistar memang tengah mencari pembalap untuk mengisi kekosongan skuadnya tersebut. Pihak Suzuki tentu tidak tinggal diam menyikapi tawaran yang masuk kepada pembalap muda berbakatnya tersebut. Davide Brivio, bos tim Suzuki Ecstar menyatakan bahwa timnya telah memberikan tawaran kenaikan kontrak jika Maverick Viñales tetap bersama Suzuki selama empat musim kedepan[4].
Akhir musim 2016 secara resmi Maverick Vinales akan bergabung dengan tim yamaha motogp , berduet dengan valentino rossi
  1. ^ Maverick Vinales Career
  2. ^ Final CEV Buckler 2009
  3. ^ 2 Jenis Kecelakaan yang Sering Terjadi di MotoGP
  4. ^ 10 Hari Menjelang Keputusan Maverick Vinales             
REFF : https://id.wikipedia.org/wiki/Maverick_Vi%C3%B1ales

Selasa, 15 November 2016

lyric lagu hymn for the weekend

lyric lagu hymn for the weekend dan arti

Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nasher

Drink from me, drink from me
Minuman dariku, minuman dariku
Oh-ah-oh-ah
Then we'll shoot across the sky
Lalu kita kan melesat ke langit
Symphony
Simponi
Then we'll shoot across the sky
Lalu kita kan melesat ke langit
We're on a...
Kita ada di ...
Drink from me, drink from me
Minuman dariku, minuman dariku
(Oh-ah-oh-ah)
Then we'll shoot across the sky
Lalu kita kan melesat ke langit
Symphony
Simponi
(So high, so high)
(Melayang)
Then we'll shoot across the sky
Lalu kita kan melesat ke langit
[Verse 1: Coldplay]
Oh, angels sent from up above
Oh, oh malaikat yang di kirim dari langit
You know you make my world light up
Kau tahu kau membuat dunia menjadi terang
When I was down, when I was hurt
Saat aku jatuh, saat aku terluka
You came to lift me up
Kau datang tuk bangkitkanku
Life is a drink, and love's a dr*g
Hidup adalah minuman, dan cinta adalah obat
Oh now I think I must be miles up
Oh kini aku berpikir aku harus menjadi jarak
When I was hurt, withered, dried up
Saat aku terluka, menjadi layu, kering
You came to rain a flood
Kau datangkan hujan membanjiri
 
[Chorus: Coldplay & Beyoncé]
So drink from me, drink from me
Jadi minuman dariku, minuman dariku
When I was so thirsty
Saat aku begitu haus
We're on a symphony
Kami ada di sebuah simponi
Now I just can't get enough
Kini aku nya tak bisa dapatkan lebih
Put your wings on me, wings on me
Letakkan sayap padaku, sayap padaku
When I was so heavy
Saat aku begitu berat
We're on a symphony
Kami ada di sebuah simponi
When I'm lower, lower, lower, low
Saat kurendahkan, rendahkan, rendah
[Post-Chorus: Coldplay]
Ah-oh-ah-oh-ah
Got me feeling drunk and high
Membuatku menjadi mabuk dan melayang
So high, so high
Melayang
Oh-ah-oh-ah-oh-ah
I'm feeling drunk and high
Membuatku menjadi mabuk dan melayang
So high, so high
Melayang
(Woo)
(Woo-ooo-ooo-woo)
 
REFF : http://www.terjemah-lirik-lagu-barat.com/2015/11/lirik-lagu-coldplay-hymn-for-weekend.html

lyric lagu teman palsu (younglex)

LYRIC LAGU TEMAN PALSU
Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nasher

Teman Palsu - Lyri

Ternyata lo itu palsu lo dasar penipu emang dasar lo gapunya malu
lo itu benalu lo tukang nyaru gakepake mending lo pergi jauh huhuuuu dasar temen palsu. huuu.huhuu. urat malunya putus gak punya otak kelakuan nya mines minta disambit asbak padahal lo bukan pembalap tapi nikung temen mulu minta digatak gayanya tengil kaya jagoan pas gue ribut lo lari duluan lo dateng pas gue seneng seneng doang pas gue susah lo pindah tongkrongan waktu dulu pas di sekolahan kita ngeroko bareng di kantin blakang anak anak pada ketauan kena hukuman ternyata lo yang cepu ihhh. dasar sialan kenapa masih ada temen model kaya lo apa gue yang bego percaya omongan lo lo bilang cewek gue itu ade adean lo di blakang lo jadian ternyata loh. lo itu lo itu palsu lo dasar penipu emang dasar lo gapunya malu lo itu benalu lo tukang nyaru gakepake mending lo pergi jauh huhuuuu... dasar temen palsu huuu... huhuuu... bagi lo nusuk dibelakang udah biasa muka lo kayak poker angka dua lo bilang ke gue kita sahabatan di tongkrongan laen lo katain gue cabe cabean waktu gue punya masalah gue butuh temen cerita lo bilang lo bisa jaga rahasia skarang aib gue kesebar kemana mana waktu gue naksir sama seseorang gue dapet pin nya gue kenalan lo pinjem hp gue lo colong pin doi eh tiba-tiba lo udah anniversary pas gue kenalan lo bilang biasa aja taunya boong lo itu muna ternyata lo sama dia ada rasa inceran gue kenapa lo embat juga ternyata lo itu palsu lo dasar penipu emang dasar lo gapunya malu lo itu benalu lo tukang nyaru ga kepake mending lo pergi jauh ho ho ho dasar lo temen palsu ho ho ho dasar lo temen palsu ho ho ho dasar lu temen palsu (temen palsu) Dasar Temen Palsu END!

lyric lagu menembus tradisi (jakmania)

LYRIC LAGU MENEMBUS TRADISI

Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nasher

Ayo Persija..
Macan kemayoran
pantang menyerah
jadilah juara
ini saatnya menembus tradisi
juara lagi yang kedua kali
2x

reff:
sudah berulang kali the Jak katakan
macan kemayoran jangan dilawan
kini lawan pun merasakan
sakit dikalahkan macan kemayoran
lalalalalalaoooo lalalalalaooo lalalalalaooooo

back to reff

biografi casey stoner

BIOGRAFI CASEY STONER

Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nasher

Casey Stoner (lahir di Kurri Kurri, New South Wales, Australia, 16 Oktober 1985; umur 31 tahun) adalah seorang mantan pembalap MotoGP. Ia telah meraih 2 titel MotoGP pada tahun 2007 bersama Ducati dan 2011 bersama Honda. Stoner adalah satu-satunya pembalap yang bisa menjadi juara dunia dengan menggunakan 2 motor pabrikan beda benua. Ia memulai debut balap motor sebagai pembalap wild card di Sirkuit Donington Park, pada GP Inggris kelas 125cc pada tahun 2001. Setelah beberapa tahun berkarier pada kelas 125cc dan 250cc, Stoner kemudian masuk ke kelas MotoGP pada tahun 2006 bersama tim LCR Honda.
Pada musim 2007 saat ia bergabung bersama Ducati Marlboro Stoner tampil sebagai juara dunia untuk pertama kalinya. Atas prestasinya tersebut, pada musim 2008, Stoner dianugerahi gelar Young Australian of the Year oleh pemerintah Australia. Gelar keduanya kemudian ia raih di musim 2011 lewat kemenangan apik di balapan rumahnya sendiri di Australia dan saingan utamanya Jorge Lorenzo gagal berlomba akibat cedera tangan.[1][2]

Profil

Pribadi

Casey Stoner merupakan anak kedua dari pasangan Colin Stoner (seorang tukang cat keliling yang sering menjadi pembalap motor amatir) dan Bronwyn.[3] Casey mempunyai seorang kakak perempuan bernama Kelly Stoner yang juga hobi dan sering turun dalam ajang balapan motor amatir setempat. Sejak masih kecil, Stoner sudah mengenal sepeda motor sekalipun hanya dalam sebatas menyentuh atau bergaya layaknya seorang pembalap. Sepeda motor pertamanya ia jajal pada usia 4 tahun setelah diajarkan oleh kakaknya.[3][4]
Pada tahun 1993, keluarga Stoner kemudian pindah dari Southport menuju ke Kurri Kurri di New South Wales dalam upayanya mendukung upaya dan semangat Stoner kecil dalam mengikuti balapan.[4] Casey Stoner juga sempat bersekolah sampai usianya 12 tahun sebelum kemudian keluar dan lebih memilih untuk home schooling pada tahun 1997.[5] Pada 1999, setelah melihat peluang besar bagi Stoner untuk berkarier sebagai pembalap, keluarga ini memutuskan untuk pindah ke Inggris.[6] Di sana mereka sempat dilanda kebingungan karena tidak memiliki uang untuk membayar biaya sewa dan pajak apartemen dan terpaksa tinggal dalam sebuah karavan.
Saat ini Casey Stoner tinggal di Monte Carlo, Monako, dimana keluarganya masih sering pulang pergi Australia-Inggris-Monako. Stoner sendiri sempat menyebutkan bahwa hanya dalam satu kali setahun ia bisa pulang ke tanah kelahiran di Australia, yaitu saat berlangsungnya balapan MotoGP Australia.[3]

Keluarga dan teman

Adriana Tuchyna dan Casey Stoner pada GP Valencia 2009.
Casey Stoner pertama kali bertemu dengan Adriana Tuchyna yang berasal dari Adelaide pada balapan MotoGP Australia 2003.[7] Saat itu Stoner memberikan tanda tangannya di perut Adriana, setelah perempuan Australia ini "sedikit" memaksa Stoner agar mau menandatangani perutnya.[8] Hubungan antara Stoner dan Adriana dimulai pada tahun 2005 saat Adriana berusia 16 tahun.[9] Kemudian pada tahun 2007, pasangan ini sepakat untuk menikah. Perihal pernikahannya ini, Stoner sempat berujar bahwa:
Saya lebih memilih tradisi sebagai masyarakat kuno, sebab seperti Anda ketahui saat ini pemuda dan pemudi Australia terkenal akan kebiasaan hidupnya yang bebas. Saya masih ingin mempertahankan tradisi masa lampau Australia, dan karena itulah tidak ada jalan lain bagi saya selain meminang Adriana secara baik-baik daripada melakukan hal-hal yang kurang terpuji.[10]
Pada GP Ceko 2011, diumumkan bahwa istri Stoner yaitu Adriana tengah hamil.[11][12] Adriana kemudian melahirkan bayinya pada tanggal 16 Februari 2012 dan diberi nama Alessandra Maria.[13]
Di luar balapan, Casey Stoner termasuk orang yang ramah dan memiliki banyak teman. Salah satu teman dekat Stoner adalah Kimi Raikkonen.[14] Mereka pertama kali bertemu dalam acara ski tahunan keluarga Ferrari dan Ducati di awal 2007. Kimi berujar bahwa Stoner memiliki kemampuan yang bagus dan bisa menjadi juara dunia jika waktunya tepat. Dalam pertemuan kedua mereka pada tahun 2008, di saat Kimi dan Stoner resmi menyandang gelar juara dunia, kedua pembalap ini sama sekali tidak pernah menyangka, angan-angan mereka saat bergabung bersama tim baru yang masih asing kultur budayanya ternyata berbuah manis, yaitu gelar juara dunia.[14]
Dua teman lain Stoner adalah Fernando Alonso dan Michael Schumacher. Alonso dan Stoner bertemu pada acara ski tahunan serupa di awal 2010, dan saat itu Stoner sukses merepotkan Alonso dalam sebuah balapan mobil diatas es. Usai lomba, Alonso menilai bahwa Stoner walaupun terbilang awam dengan dunia balapan roda empat, tapi ia mampu dengan cepat menyesuaikan diri dan bisa menyaingi para seniornya yang lebih berpengalaman dengan balapan roda empat. Sementara itu, awal mula pertemuan dan persahabatan Stoner dengan Schumi dimulai di pertengahan 2008 saat Schumi mengetes motor Ducati Desmosedici milik Stoner. Saat itu, Schumi juga tidak malu-malu untuk bertanya karakteristik motor Ducati-nya kepada Stoner, dan Stoner dengan ramah membantu Schumi selama pengetesan berlangsung.[14]

Kritik dan kontroversi

Stoner dikenal sebagai pembalap yang mudah kecewa jika dirinya mengalami kekalahan atau terkena kritik dari orang lain. Pada tahun 2007, dirinya sempat terkena kritik pedas dari komunitas MotoGP setelah berhasil mendominasi di setengah musim pertama. Fans MotoGP melihat kesuksesan Stoner saat itu berdasar dari penampilan motor dan bannya yang bagus ketimbang bakat Stoner sendiri.[15] Kemudian di dua kali balapan GP Inggris yaitu di 2007 dan 2008, Stoner sempat dimusuhi oleh fans dengan diteriaki riuh saat ia muncul dari garasi.[16]
Pada tahun 2008 juga, Stoner sempat mendapatkan kritik pedas dari sebuah organisasi kesehatan di Australia seputar timnya yaitu Ducati yang lebih memilih bekerjasama dengan pabrikan rokok Philip Morris (Marlboro). Organisasi kesehatan tersebut menyebutkan, Stoner yang merupakan seorang atlet dan bukan perokok memilih langkah yang salah dengan bergabung bersama tim yang mempromosikan produk rokok dalam sebuah kompetisi olahraga.[17]
Di musim 2011, Casey Stoner sempat memboikot penyelenggaraan GP Jepang karena ia merasa sikuit Twin Ring Motegi belum sepenuhnya aman dari radiasi nuklir akibat bencana alam yang terjadi di Fukushima. Ia kemudian sempat dikritik oleh beberapa fans Jepang karena dianggap sombong dan melupakan statusnya sebagai pembalap untuk pabrikan Jepang.[18]

Karier awal

Balapan junior

Stoner menjajal balapan pertamanya pada usia empat tahun dalam sebuah balapan tanah kelas U9 (di bawah usia 9 tahun) di trek balap Mike Hatcher yang terletak di Gold Coast, Australia. Dari usia sembilan tahun sampai 14 tahun, Stoner berhasil memenangi 41 lomba lokal dan 70 lomba antar negara bagian Australia.[6]
Stoner juga sempat mengikuti balapan super-sibuk selama lebih dari satu pekan, ketika ia mengikuti lima kelas balapan berbeda dalam sebuah perlombaan yang memperlombakan 35 balapan. Stoner sendiri berpartisipasi dalam 32 dari 35 balapan dalam lima kelas yang berbeda, dan ia kemudian mampu memenangi lima kelas tersebut.[4]
Dikarenakan usia minimal untuk menjadi pembalap di Australia adalah 16 tahun, Stoner kemudian pindah ke Inggris, dimana disana usia minimal untuk mendapatkan SIM balapan adalah 14 tahun.[6] Dari tahun 2000 sampai 2002, Stoner kemudian berpartisipasi dalam kejuaraan nasional balap motor 125cc di Inggris dan Spanyol. Stoner kemudian berhasil memenangi gelar juara Kejuaraan Balap Motor Aprilia Inggris tahun 2000. Penampilannya yang impresif kemudian menarik hati pembalap sekaligus manajer tim Lucio Cecchinello, yang kemudian memberikan kesempatan Stoner turun di balapan GP Inggris 2001 sebagai wild card, sebelum akhirnya pada 2002, Stoner turun penuh di MotoGP kelas 250cc bersama LCR Racing.

125cc dan 250cc

Casey Stoner bersama tim Red Bull KTM di musim 2004.
Tahun 2003, masih dengan LCR Racing, Stoner kemudian turun di kelas 125cc. Dengan didukung motor Aprilia, Stoner berhasil mencatat empat kali finish podium, tiga diantaranya adalah raihan posisi kedua di Jerman, Brasil, dan Pasifik[19] serta satu kemenangan yang ia berhasil raih di Valencia di akhir musim. Dengan hasil ini, Stoner kemudian berhasil duduk di P8 klasemen dengan nilai 125 poin.[4][20]
Musim 2004, Stoner berpisah dengan LCR Racing dan bergabung dengan tim Red Bull KTM. Di musim ini ia hanya mampu satu kali memenangi balapan yaitu di Malaysia. Namun ia masih bisa terhibur dengan dua kali finish kedua dan tiga kali finish ketiga. Posisi klasemen Stoner di musim 2004 adalah P5 dengan 145 poin.[4]
Tahun 2005, Stoner kembali ke kelas 250cc dan kembali bermitra bersama Team LCR Racing dan pabrikan Aprilia. Menunggangi motor dengan spesifikasi pabrikan, Stoner tampil sebagai penantang utama Daniel Pedrosa dan Honda, dan bahkan sempat pula Stoner memiliki beberapa kesempatan untuk menjadi pemimpin klasemen. Stoner sendiri berhasil menang di Portugal, China, Malaysia, dan Qatar. Apesnya, saat balapan di depan publik rumahnya sendiri yaitu GP Australia, Stoner mengalami kecelakaan, dan terpaksa harus melupakan mimpinya menjadi juara dunia 250cc tahun 2005 sekalipun sekali lagi Stoner mampu memenangi lomba di Turki. Stoner kemudian berhasil finish sebagai runner-up klasemen 250cc tahun 2005 dengan nilai 254 poin.[4]

Karier MotoGP

LCR Honda (2006)

Casey Stoner bersama Team LCR-Honda di GP Ceko 2006.
Musim gugur 2005, Stoner dikabarkan telah mengantungi kontrak resmi dengan Yamaha untuk menjadi pendamping Valentino Rossi di musim 2006.[21] Tetapi kemudian Yamaha membatalkan jalinan kerjasama tersebut, dan sempat membuat Casey Stoner kecewa. Pada Januari 2006 Stoner kemudian mencoba kembali mengajak Lucio Checchinello agar mau menjadi pendukungnya untuk turun balapan di kelas MotoGP 2006. Checchinello kemudian setuju, dan ia langsung mengontak HRC dan mengajukan proporsal penyewaan satu unit motor Honda RC211V untuk musim 2006. Honda lantas setuju, dan jadilah kerjasama Stoner dan Checchinello berlanjut di musim 2006 di kelas MotoGP.[22][23]
Debut Stoner di kelas MotoGP dimulai di seri Spanyol di Jerez, dimana ia finish di P6. Pada balapan berikutnya di Qatar, Stoner langsung mengebrak dengan meraih pole position, namun saat lomba ia hanya mampu finish P5. Stoner lantas melanjutkan penampilannya yang cemerlang dengan nyaris saja menang di Turki sebelum melakukan kesalahan fatal di lap terakhir yang menyebabkan ia gagal memenangi lomba dan harus puas di P2 dibelakang Marco Melandri.[24] Di pertengahan musim, Stoner kemudian tampil labil dan banyak melakukan kesalahan yang berujung pada kecelakaan. Meskipun begitu, ia tampil cukup baik di musim 2006 dengan finish di P8 klasemen dengan 119 poin.

Ducati Marlboro (2007-2010)

Casey Stoner di GP Malaysia 2007.
Kesalahan fatal yang dilakukan Honda di akhir 2006 dengan tidak mengikat kontrak jangka panjang dengan Stoner berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Ducati, yang akhirnya berhasil mengontrak Stoner untuk musim 2007.,[25] Di musim 2007 sendiri Stoner bergabung bersama Loris Capirossi di tim asal Italia tersebut. Stoner menggantikan posisi Sete Gibernau yang dipecat karena dinilai penampilannya kurang meyakinkan dan cenderung menurun.
Dengan senjata baru Ducati Desmosedici GP7 yang didesain sesuai regulasi baru MotoGP 800cc, Stoner tampil luar biasa pada tahun 2007. Stoner mengawali musim dengan kemenangan spektakuler di Qatar yang kemudian ia lanjutkan di Turki dan China.[26] Ia lantas berhasil memenangi 10 lomba (diantaranya hattrick di AS, Ceko, dan San Marino) dan meraih 6 pole, yang kemudian mengantarnya pada gelar juara dunia MotoGP 2007 dengan selisih 125 poin atas peringkat kedua Daniel Pedrosa.[27] Posisi finish paling jelek yang diraih Stoner adalah di GP Motegi, ketika ia finish P6 dan memastikan diri sebagai juara dunia 2007.[28]
Musim 2008, Stoner berusaha keras untuk mempertahankan gelar juara dunianya. Kemenangan pembuka musim ia raih di Qatar. Ia kemudian tampil biasa saja di Spanyol dan Portugal, dan baru kembali naik podium di GP China. Setelah tampil buruk di Perancis, ia kemudian naik podium di Italia dan Catalunya, sebelum kemudian mencatat kemenangan hattrick di Inggris (dengan memimpin sejak start sampai finish)[29], Belanda (sama dengan di Inggris)[30], dan Jerman (terbantu kecelakaan yang dialami Pedrosa).[31][32] Dengan hasil ini Stoner berhasil naik kembali ke P1 klasemen, tetapi kemudian turun kembali posisinya usai jatuh di Laguna Seca saat memimpin lomba sebelum akhirnya bangkit kembali dan finish kedua.[33] Selanjutnya di Brno dan Misano, Stoner gagal finish akibat kerusakan motor yang berakhir pada kegagalannya mempertahankan gelar juara dunia.[34][35] Stoner kemudian harus puas tampil sebagai runner-up dibelakang Valentino Rossi dengan total raihan poin klasemen sebanyak 280 poin.[36]
Musim 2009, Stoner masih bertahan di Ducati dan kini ia ditemani pembalap baru yang juga mantan juara dunia, Nicky Hayden. Stoner juga setuju untuk memperpanjang kontraknya selama satu tahun bersama Ducati di 2010.[37] Melalui sebuah pertarungan ketat di Qatar melawan duet Fiat Yamaha yaitu Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, Stoner berhasil memenangi balapan pembuka musim di Qatar, sebelum kemudian ia menderita sebuah penyakit aneh yang menyebabkannya kelelahan setiap kali berlomba. Sebagai akibatnya, ia harus puas berada di P3 klasemen saat balapan memasuki GP AS di Laguna Seca. Hasil pemeriksaan dokter kemudian menyimpulkan Stoner menderita penyakit anemia akut dan gangguan perut.[38][39] Sebagai usaha pemulihan dirinya, Stoner kemudian mengumumkan bahwa untuk tiga balapan yaitu di ronde 11, 12, dan 13 ia akan absen dari balapan[40], dan pembalap Finlandia, Mika Kallio diangkat sebagai pengganti sementara.[41] Usai sembuh total dari sakitnya, Stoner kembali berlomba di Portugal dan langsung mencatat podium kedua. Kemudian di Australia dan Malaysia, Stoner berhasil kembali ke jalur kemenangan. Kesialan kemudian kembali datang kepada Stoner di balapan penutup di Valencia. Usai meraih pole di kualifikasi, Stoner tampil percaya diri untuk balapan sebelum ia terjatuh karena kesalahan sendiri di lap pemanasan. Stoner finish di urutan empat klasemen 2009 dengan 220 poin.
Casey Stoner dalam konferensi pers GP Australia 2010.
Dalam sesi tes pra musim 2010, Casey Stoner kembali mencatat waktu tercepat dalam salah satu sesi dari enam kali sesi latihan yang digelar, dimana lima lainnya didominasi oleh Valentino Rossi. Kemudian di balapan pembuka musim 2010 di Qatar, sekali lagi Stoner mencatatkan pole position dan sempat memimpin lomba sebelum akhirnya kandas di pertengahan lomba akibat terlalu bernafsu.[42] Setelah kembali kandas akibat kesalahan serupa di Perancis[43], Stoner berhasil bangkit dan finish keempat di GP Italia. Kemudian di GP Belanda di Assen, Stoner mencatat podium pertamanya di musim 2010 setelah finish ketiga.[44] Dua kali finish ketiga lainnya ia dapatkan di Catalunya dan Jerman sebelum naik menjadi P2 di AS setelah terbantu kecelakaan Daniel Pedrosa. Kemenangan pertama Stoner di musim 2010 dicatat di Motorrad Aragon setelah mencatat pole position saat kualifikasi. Kemenangan serupa ia lanjutkan di Jepang, dan nyaris saja Stoner mencetak hattrick di Malaysia sebelum kandas akibat terjatuh saat memimpin. Kemudian di balapan kandangnya sendiri di Australia, Stoner kembali berjaya dengan memenangi lomba sebelum kembali terjatuh dan tersingkir di Portugal. Stoner kemudian menutup musim 2010 dengan posisi kedua di Valencia, dan ia memantapkan posisinya di klasemen dengan raihan 225 poin.

Repsol Honda (2011–2012)

Casey Stoner pada tahun 2011.
Rumor kembalinya Stoner ke Honda sudah bergaung sejak awal musim 2010, tetapi baik Stoner maupun Repsol Honda membantah gosip tersebut. Honda bahkan sempat bilang kalau mereka lebih puas dengan penampilan tim yang ada saat itu yaitu duet Daniel Pedrosa dan Andrea Dovizioso. Pada bulan Juni 2010, kabar kepindahan Stoner ke Honda akhirnya menjadi kenyataan usai Honda menyetujui kontrak multi tahunan bersama pembalap Australia tersebut.[45] Posisi Stoner di Ducati akan digantikan oleh pembalap legendaris Valentino Rossi, sementara di Honda sendiri Stoner akan ditemani Pedrosa dan Dovizioso.
Pada sesi tes musim dingin bersama Honda, Stoner langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua tercepat.[46] Dalam debut resminya bersama Repsol Honda di seri balapan Qatar, Stoner langsung menggebrak dengan meraih kemenangan perdananya. Sayang di seri berikutnya di Spanyol ia kandas akibat kesalahan manuver Valentino Rossi. Usai finis ketiga di Portugal, Stoner kembali menang di Perancis dan Catalunya. Kemenangan lainnya kemudian berhasil ia dapatkan di Silverstone di tengah guyuran hujan badai. Ia mencatat kemenangan hattrick lainnya di AS, Republik Ceko, dan Indianapolis. Jorge Lorenzo kemudian menghentikan rangkaian kemenangan Stoner di Misano. Usai kembali menang di Aragon dan meraih P3 di Motegi, Stoner akhirnya memastikan gelar juara dunia musim 2011 lewat kemenangan di balapan kandangnya di Australia dan disaat bersamaan saingan utamanya di klasemen Jorge Lorenzo gagal berlomba akibat cedera pada tangannya.[47]
Stoner melanjutkan dominasinya di MotoGP musim 2012 dengan memenangi lomba di Jerez dan Estoril yang merupakan sirkuit yang belum pernah ia menangi sebelumnya.

Pensiun dari MotoGP

Sebuah keputusan mengejutkan diumumkan Stoner di GP Perancis 2012 bahwa ia akan pensiun pada akhir musim 2012. Stoner berujar bahwa ia sudah tidak bersemangat lagi membalap di ajang MotoGP dan ingin lebih fokus pada keluarganya, selain juga untuk lebih mengutamakan pemulihan atas penyakit anemia akut yang ia derita selama kariernya di MotoGP. Ia pernah berkata bahwa ajang MotoGP hanya sebagai penyaluran hobi dan bakatnya, bukan sebagai pekerjaan utamanya karena ia ingin hidup normal layaknya para anggota keluarganya yang menjalankan bisnis pertanian. Ia lebih tertarik menjadi seorang pengusaha ketimbang menjadi seorang pembalap MotoGP yang penuh dengan risiko keselamatan.[48]

Di luar MotoGP

Casey Stoner dan Randy Mamola pada tahun 2005.
Casey Stoner mengungkapkan bahwa usai dirinya pensiun sebagai pembalap MotoGP, dirinya berkeinginan untuk turun di ajang balapan mobil.[49] Salah satu ajang balapan mobil yang ia ingin coba adalah Australian V8 Supercar Series, yang merupakan kejuaraan balapan turing Australia. Stoner sendiri rupanya sering menguji coba mobil-mobil berteknologi tinggi, diantaranya adalah ketika ia mengetes mobil Alfa Romeo 8C Competizione pada tahun 2008, usai ia menjadi juara dunia MotoGP. Alfa Romeo sendiri saat itu tercatat sebagai salah satu sponsor dari tim Ducati. Stoner sendiri termasuk salah satu yang beruntung karena ia bisa mendapatkan mobil tersebut secara cuma-cuma sebagai hadiah atas prestasinya menjadi juara dunia 2007.[49]
Pertengahan 2008, saat ia "membimbing" Michael Schumacher dalam tes Ducati Desmosedici, Stoner juga mengisyaratkan bahwa ia ingin menjajal mobil Formula 1. Walaupun begitu, Stoner berujar bahwa ia tidak akan pernah hijrah ke F1 dari MotoGP.[49]
Ayah Stoner, yaitu Colin, mengungkapkan bahwa dirinya akan sangat senang bila usai pensiun sebagai pembalap MotoGP, putranya kembali pulang ke Australia dan memulai karier baru sebagai wirausahawan di bidang peternakan dan pertanian. Stoner kemudian membenarkan perkataan ayahnya ini, dan ia punya keinginan kuat untuk melakoni pekerjaan tersebut. Stoner juga bercita-cita ingin membuka sekolah balapan di negara asalnya, yaitu Australia, dalam rangka mengajak pemuda dan pemudi Australia untuk turun menjajal ajang balapan internasional.

REFF : https://id.wikipedia.org/wiki/Casey_Stoner

biografi giabluigi buffon

BIOGRAFI GIANLUIGI BUFFON

Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nasher

Gianluigi "Gigi" Buffon (lahir di Carrara, 28 Januari 1978; umur 38 tahun) merupakan seorang pemain sepak bola profesional dari Italia. Ia saat ini bergabung di klub asal Turin, Juventus FC. Buffon juga merupakan kiper utama di tim nasional sepak bola Italia. Ia dibeli Juventus dari Parma pada tahun 2001. Prestasi terbaiknya adalah saat mengantar Italia menjuarai Piala Dunia 2006. Sampai saat ini, Buffon kerap disebut sebagai salah satu kiper terbaik di dunia.[4][5] Penghargaan yang ia dapatkan salah satunya adalah gelar Kiper Terbaik Serie A yang berhasil ia raih sebanyak delapan kali.

rofil

Terlahir dari keluarga berlatar belakang olahraga[6][7] dengan ibu Maria Stella sebagai atlet lempar cakram dan ayahnya Adriano Buffon sebagai atlet angkat besi[7], Buffon merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adik perempuannya yaitu Veronica dan Guendalina juga saat ini berprofesi sebagai atlet bola voli. Paman Buffon sendiri yaitu Angelo Masocco juga berprofesi sebagai atlet bola basket.[7] Salah satu kiper legendaris Italia yaitu Lorenzo Buffon juga masih ada hubungan darah dengan kakek Gianluigi Buffon.
Saat ini Buffon bertunangan dengan model Ceko Alena Šeredová.[8] Pasangan ini telah memiliki dua anak yaitu Louis Thomas (lahir 28 December 2007) dan David Lee (lahir 31 October 2009). Anak pertama Buffon dinamai "Thomas" dengan mengambil basis dari Thomas Nkono, yang merupakan kiper idola Buffon sewaktu masih kecil. Buffon berteman baik dengan beberapa pesepak bola diantaranya Alessandro Del Piero dan Pavel Nedved.

Karier klub

Karier junior dan awal di Parma

Buffon memulai kariernya melalui akademi sepak bola muda di klub AC Parma pada tahun 1991 di usia 15 tahun. Ia kemudian lulus dari tim junior pada tahun 1995 pada usia 19 tahun. Buffon kemudian memulai debut Serie A saat Parma melawan AC Milan pada 19 November 1995, dan dalam pertandingan ini Parma berhasil menahan imbang Milan dengan skor 0-0. Buffon lantas diberikan kesempatan bermain lagi selama delapan kali, dan baru resmi menjadi kiper utama Parma pada 1996, ketika saat itu ia ditangani oleh pelatih kiper legendaris Louie P. Di Parma sendiri, Buffon kemudian melahap lebih dari 200 pertandingan, dan pada musim keempatnya di 1998-1999, ia berhasil mengantar Parma menjadi juara Piala UEFA[9] serta Coppa Italia.
Musim 2000-01 merupakan musim terakhir Buffon di Parma. Saat itu gosip yang berkembang ia akan diambil oleh tim-tim besar dari luar Italia. Di Italia sendiri ia juga sempat digosipkan akan dibeli oleh juara bertahan AS Roma. Namun kabar ini kemudian dibantah oleh pihak Roma dan mereka kemudian membeli Ivan Pelizzoli dari Atalanta. Buffon sendiri santai menanggapi gosip ini, dan ia berujar bahwa:
Saya rasa, Roma bukanlah tempat yang baik bagi saya untuk mengembangkan karier. Mereka memang juara tetapi keuangan mereka tipis sehingga kemungkinan akan membuat saya berjuang sendirian sebagai salah satu bintang di sana bersama Francesco Totti.[10]
Klub asal Turin, Juventus kemudian bergerak cepat dengan membelinya satu paket bersama Lilian Thuram. Harga transfer Buffon sendiri saat itu adalah £32,6 juta yang sekaligus menobatkannya sebagai kiper termahal dunia.[11] Sebagai bagian dari transfernya, Juventus kemudian memberikan Jonathan Bachini untuk Parma.[12]

Juventus

2001–2004: Dominasi di bawah Lippi

Gianluigi Buffon menjadi salah satu pemain yang didatangkan Juventus di musim 2001-02 bersama rekan setimnya di Parma yaitu Lilian Thuram dan gelandang SS Lazio Pavel Nedved.[13] Juventus sendiri berhasil mendapatkan uang segar usai menjual bintang mereka Zinedine Zidane ke Real Madrid.[14][15] Juventus juga kemudian mendatangkan Marcello Lippi kembali sebagai pelatih usai memecat Carlo Ancelotti yang dinilai gagal mengantar Juve juara Serie A sekalipun dibekali dengan pemain-pemain bintang.
Pada musim pertamanya dengan Juventus, Buffon menjadi kiper utama langganan starting eleven dimana ia tampil dalam 45 pertandingan resmi. Buffon lantas berhasil mengantar Juve juara Serie A melalui aksi heroik di pertandingan terakhir ketika klubnya berhasil menang dan di tempat lain Inter Milan yang tampil sebagai pemimpin klasemen sampai pekan ke-33 kalah. Kemudian di musim 2002-03, Buffon tampil dalam 47 pertandingan resmi dan sekali lagi mengantar Juventus menjuarai Serie A. Ia juga kemudian berhasil mengantar Juve menembus final Liga Champions yang digelar di Stadion Old Trafford, Inggris. Sayangnya Juve saat itu kalah dari rival senegaranya, AC Milan dalam adu penalti.[16] Atas prestasinya tersebut, pada tahun 2003, Buffon kemudian dianugerahi penghargaan UEFA Most Valuable Player[17] dan gelar sebagai Kiper Terbaik Dunia.
Musim 2003-04, Buffon tampil dalam 38 pertandingan, meskipun Juventus saat itu gagal menjuarai Serie A. Ia lantas mendapatkan penghargaan lain yaitu masuk dalam Daftar 125 Pesepak bola Aktif Terbaik versi legenda sepak bola Brasil, Pele.[18] Penghargaan ini ia dapatkan pada awal tahun 2004. Kemudian di musim 2004-05, Buffon kembali tampil sebagai salah satu bintang yang mengantarkan Juventus juara Serie A dibawah asuhan Fabio Capello.
Gianluigi Buffon bersama Juventus pada tahun 2008.
Agustus 2005, Buffon sempat mengalami kecelakaan saat menghadapi AC Milan dalam ajang pra musim Luigi Berlusconi Trophy. Ia bertabrakan di lapangan dengan gelandang Milan, Kaka saat mengejar bola lepas dan kemudian divonis menderita cedera dislokasi bahu dan harus segera di operasi. Khawatir dianggap "perusak tim" oleh supporter Juventus, AC Milan kemudian berbaik hati meminjamkan kiper mereka yaitu Christian Abbiati[19] sebagai pengganti sementara sampai operasi Buffon berhasil dan pulih. Buffon lantas kembali bermain bersama Juve pada November 2005, tetapi tak lama kemudian ia mengalami cedera kembali dan baru bisa tampil penuh di bulan Januari. Meskipun begitu, duet Abbiati dan Buffon yang tampil bergantian berhasil mengantar Juventus menjuarai Serie A untuk ke 29 kalinya sepanjang sejarah klub.
Buffon selama debutnya di Serie B terhadap Rimini
Pada tanggal 12 Mei 2006, Buffon, bersama dengan tim Juventus dan sesama kiper Antonio Chimenti dan beberapa pemain lainnya divonus terlibat dalam sebuah judi ilegal dalam pertandingan antara Juventus melawan Parma. Ia lantas membela diri di hadapan pengadilan dan ia mengakui bahwa ia sering terlibat dalam perjudian, tetapi tidak pernah sekalipun ia berjudi atas nama tim (dalam hal ini Juventus). Melihat pengakuannya soal judi, spekulasi mulai merebak di Italia bahwa bisa saja Buffon tergusur dari posisinya sebagai kiper utama timnas Italia di Piala Dunia 2006, namun kemudian gosip itu pudar dan pada 15 Mei diumumkan secara resmi bahwa Buffon akan menjadi kiper utama timnas Italia di PD 2006. Selanjutnya seluruh pemain Juventus kemudian dibebaskan dari tuduhan judi ilegal pada 27 Juni 2007 atau setahun usai kasus ini dipersidangkan.[20]
Usai diumumkan sebagai kiper di PD 2006, Buffon kemudian menghadapi masalah baru. Klubnya yaitu Juventus didakwa telah terlibat dalam skandal Calciopoli, dan sebagai akibatnya, Juventus terpaksa melepas dua gelar Serie A di 2004-05 dan 2005-06 serta terkena hukuman turun ke Serie B.[21] Desas-desus lain kemudian muncul bahwa Buffon akan dilepas oleh Juventus untuk menghemat biaya.[22] Beberapa klub yang tertarik saat itu diantaranya adalah Manchester United, AC Milan, dan Real Madrid. Namun kemudian manajemen Juventus memutuskan untuk tidak menjual Buffon, dan Buffon sendiri menerima hukuman yang diberikan pada Juventus apa adanya. Ia lantas menambahkan bahwa Serie B adalah sebuah divisi yang belum pernah Juventus menangi, dan akan sangat menyenangkan jika Juve bisa menjuarainya.
April 2007, wakil presiden Milan Adriano Galliani menyatakan bahwa Buffon telah setuju untuk dikontrak Milan menggantikan Dida.[23] Hal ini kemudian dibantah oleh Buffon, yang menyatakan bahwa ia tidak pernah dihubungi oleh pihak Milan.[24]

2007–2010: Juara Serie B dan kembali ke Serie A

Usai Juventus memenangkan Serie B dan kembali ke Serie A pada musim 2007-08, Buffon kemudian setuju untuk memperpanjang kontrak dengan klubnya tersebut sampai musim 2012.[25] Buffon kembali menjadi bintang Juve saat mengantar klub tersebut menempati peringkat tiga Serie A 2007-08 dan mendapat jatah kualifikasi Liga Champions pada tahun kembalinya Juve ke Serie A. Musim 2008-09, Buffon kemudian didera beberapa cedera, diantaranya cedera punggung dan cedera otot.[26] Dari bulan September 2008 sampai Januari 2009, kiper pengganti Buffon yaitu Alexander Manninger secara meyakinkan tampil luar biasa dan mendapat banyak pujian.[27] Manninger kemudian lebih banyak dipakai oleh pelatih Claudio Ranieri ketimbang Buffon sekalipun Buffon telah pulih 100%. Buffon juga sempat kesal dan sedih saat ia digantikan oleh Manninger saat melawan Lecce dan Atalanta. Rumor berkembang Buffon mulai muak dan bosan dengan Juventus.[28] Buffon pun mengakui bahwa ia sempat marah dan kesal, tetapi baginya tidak ada jalan lain ketimbang menerima keputusan pelatih. Buffon pun akhirnya memilih untuk kembali memperpanjang kontrak sampai akhir 2013,[29] dan mengisyaratkan bahwa dirinya ingin pensiun bersama Juventus.

2011–sekarang: Era Conte dan kembali meraih kemenangan

Musim 2011-12, Buffon tampil luar biasa sepanjang musim lewat beberapa penyelamatan gemilang. Diantaranya saat menghadang tendangan penalti dari Francesco Totti dan yang kontroversial yaitu menghalau sundulan Muntari.[30] Buffon kembali berhasil mengantarkan Juventus meraih Scudetto di bawah asuhan pelatih Antonio Conte.

Karier internasional

Gianluigi Buffon bersama rekan-rekannya di tim nasional sepak bola Italia dalam perhelatan Piala Dunia 2006 di Jerman.
Gianluigi Buffon memulai debutnya untuk tim nasional sepak bola Italia pada 29 Oktober 1997 dalam usia 19 tahun sebagai pengganti Gianluca Pagliuca yang cedera saat akan menghadapi play off Piala Dunia 1998 melawan tim nasional sepak bola Rusia. Ia kemudian masuk dalam 23 pemain yang bermain di Piala Dunia 1998 tetapi ia tidak mendapatkan kesempatan bermain sekalipun. Buffon juga termasuk anggota tim Italia dalam Olimpiade Atlanta 1996, Piala Dunia 2002, dan Euro 2004. Buffon juga sebenarnya menjadi pilihan utama Dino Zoff dalam Piala Eropa 2000, tetapi hanya delapan hari menjelang turnamen di mulai tangannya patah dan ia digantikan oleh Francesco Toldo.
Selama putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman, Buffon tampil dalam form yang luar biasa karena ia hanya kebobolan dua gol dan mencatat lima kali clean sheet. Catatan lain Buffon di PD 2006 adalah ia tidak kebobolan selama 453 menit. Dua gol yang bersarang ke gawang Buffon adalah saat terjadinya gol bunuh diri Cristian Zaccardo saat melawan tim nasional sepak bola Amerika Serikat[31] dan gol penalti di final dari Zinedine Zidane (tim nasional sepak bola Perancis). Buffon juga menjadi pahlawan dalam pertandingan final PD 2006 tepatnya ketika berlangsungnya adu penalti usai Perancis menahan imbang Italia 1-1. Buffon berhasil menahan tendangan David Trezeguet dan dengan penalti dari Fabio Grosso, akhirnya Italia berhasil menjadi juara dunia 2006.[32][33] Dari prestasinya tersebut, Buffon kemudian mendapat anugerah Penghargaan Lev Yashin karena tampil luar biasa selama tahun 2005-2006.[34]
Pada Euro 2008, Gianluigi Buffon mendapatkan kesempatan tampil sebagai kapten timnas usai Fabio Cannavaro mundur dari turnamen akibat cedera. Di pertandingan penyisihan grup melawan tim nasional sepak bola Rumania pada 13 Juni, Buffon berhasil menyelamatkan tendangan penalti dari Adrian Mutu dan pertandingan berakhir dengan skor 1-1. Buffon lantas tampil luar biasa saat melawan Perancis di pertandingan terakhir grup, namun sayangnya penampilan luar biasa Buffon tersebut harus berakhir ketika melawan tim nasional sepak bola Spanyol di perempat final 9 hari kemudian, karena Italia dipaksa menyerah 4-2 lewat adu penalti, dan Buffon hanya bisa menangkis satu tendangan penalti dari Spanyol.[35]
14 Juni 2010 di Piala Dunia 2010, Buffon diganti di babak pertama usai Italia bermain imbang dengan tim nasional sepak bola Paraguay di Grup F.[36] Alasan digantinya Buffon adalah karena cedera urat syarafnya kambuh dan kemudian sampai Italia tereliminasi dari PD 2010, Buffon tidak pernah dimainkan lagi.[37]
Setelah pensiunnya Fabio Cannavaro dari Timnas, Buffon menjadi kapten (sepak bola) baru tim nasional. Pada tanggal 9 Februari 2011, setelah pulih dari cedera punggung, Buffon memainkan pertandingan pertamanya sebagai kapten resmi di pertandingan persahabatan melawan Jerman yang digelar di Dortmund.
Pada Euro 2012 Buffon bertindak sebagai kapten selama keseluruhan turnamen. Dia terus tanpa kebobolan, ketika melawan Irlandia di pertandingan ketiga babak grup, dan melawan Inggris, menyelamatkan penalti penting dari Ashley Cole dalam adu penalti di perempatfinal. Pada laga semifinal melawan Jerman, Buffon membuat beberapa penyelamatan penting, hanya dikalahkan dengan hukuman penalti oleh Mesut Özil di menit 92. Italia memenangkan pertandingan 2-1 dan melaju ke Final melawan Juara bertahan Spanyol, Di final Spanyol mengalahkan Italia 4-0.

Di luar lapangan hijau

Gianluigi Buffon memiliki sebuah usaha restoran yang terletak di kota Pistoia dan sebuah sauna yang bernama "La Romanina" di Ronchi (MS).
Buffon juga sering berolahraga bersepeda bersama tunangannya. Ketika musim Serie A sedang libur, Buffon bersama Alena Šeredová sering menghabiskan waktu mengunjungi dan mengelilingi beberapa kota di Italia dengan bersepeda.[38]
Buffon juga menjadi bintang iklan dari perusahaan poker online bernama PokerStars, diperkirakan setiap tahunnya Buffon menerima keuntungan sebesar 1 juta Euro dari kontrak yang pertama kali ia tandatangani pada tahun 2009. Sebelumnya bintang AS Roma, Francesco Totti juga sempat menjadi bintang iklan promosional dari situs permainan poker online ini pada tahun 2001.[39]

Gelar dan penghargaan

Klub

Parma
Juventus
  • Serie A (7): 2001-2002, 2002-03, 2011-12, 2012-13, 2013-14, 2014-15, 2015-16 ( Tidak termasuk dua gelar yang dibatalkan di 2004-05 dan 2005-06)
  • Serie B (1): 2006-07
  • Supercoppa Italiana (2): 2002, 2003 dan 2012
  • Piala Italia : Runner UP 2011-2012

Internasional

Italia U21
Italia

Individual

REFF : https://id.wikipedia.org/wiki/Gianluigi_Buffon


biografi greg nwokolo

BIOGRAFI GREG NWOKOLO

Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nasher

{{Infobox football biography |playername = Greg Nwokolo |image = Gregnwokolotimnas.jpg |fullname = Gregory Junior Nwokolo |birth_date = 3 Januari 1986 (umur 30) |birth_place = Onitsha, Nigeria |height = 1.75 m (5 ft 9 in) |position = Penyerang, Winger |currentclub = Persija Jakarta |years1 = 2003–2004 |clubs1 = Tampines Rovers |caps1 = 17 |goals1 = 9 |years2 = 2004 |clubs2 = Persijatim Solo FC |caps2 = 20 |goals2 = 7 |years3 = 2005 |clubs3 = Young Lions |caps3 = 23 |goals3 = 4 |years4 = 2005 |clubs4 = Singapore Armed Forces |caps4 = 12 |goals4 = 9 |years5 = 2006 |clubs5 = PSIS Semarang |caps5 = 18 |goals5 = 11 |years6 = 2006 |clubs6 = PSMS Medan |caps6 = 28 |goals6 = 10 |years7 = 2007–2008 |clubs7 = Persis Solo |caps7 = 28 |goals7 = 14 |years8 = 2008–2009 |clubs8 = Persija Jakarta |caps8 = 31 |goals8 = 16 |years9 = 2009–2010 |clubs9 = Olhanense |caps9 = 13 |goals9 = 4 |years10 = 2010–2011 |clubs10 = Persija Jakarta |caps10 = 26 |goals10 = 13 |years11 = 2011–2012 |clubs11 = Pelita Jaya |caps11 = 24 |goals11 = 20 |years12 = 2012 |clubs12 = → Chiangrai United (pinjaman) |caps12 = 9 |goals12 = 5 |years13 = 2012–2013 |clubs13 = Arema Cronous |caps13 = 32 |goals13 = 18 |years14 = 2013-2014 |clubs14 = Persebaya Surabaya |caps14 = 24 |goals14 = 14 |years 15 =2015 |clubs15 = Persija Jakarta |caps15 = 3 |goals15 = 2 |years16 =2015-2016 |clubs16 = BEC Tero Sasana |caps16 = 19 |goals16 = 5 |years17 =2016 |clubs17 = Persipura Jayapura |caps17 = 2 |goals17 = 0 |years18 =2016- |clubs18 = Persija Jakarta |caps18 = 3 |goals18 = 2 |nationalyears1 = 2013– |nationalteam1 = Indonesia |nationalcaps1 = 6 |nationalgoals1 = 1 |club-update = 10 Februari 2014 |nationalteam-update = 23 Maret 2013
Gregory Junior Nwokolo (lahir di Enugu, Nigeria, 3 Januari 1986; umur 30 tahun) adalah seorang pesepak bola professional yang berasal dari Nigeria yang telah menjadi warga negara Indonesia, saat ini dia bermain untuk kesebelasan asal ibukota Indonesia Persija Jakarta yang sedang berkompetisi di Torabika Soccer Championship A 2016.

Karier

Greg memulai kariernya di Asia dengan Tampines Rovers FC setelah satu tahun di musim panas 2004 menandatangani kontrak untuk Young Lions.[1] Dia meninggalkan Young Lions pada tahun yang sama untuk pindah ke tim Indonesia Persijatim Solo FC.[2] Setelah setengah tahun di Indonesia untuk Persijatim Solo FC bergabung kembali ke Singapura untuk bergabung pada bulan Januari 2005 dengan klub top SAF FC, Singapore Armed Forces FC dan kembali dikontrak tim Indonesia untuk PSIS Semarang pada awal tahun 2006 setelah satu tahun setengah di pertengahan 2006 ia bergabung ke PSMS Medan.[3] Ia bermain untuk PSMS Medan satu tahun sebelum dikontrak pada bulan Januari 2007 untuk Persis Solo,[4] setelah 14 gol dalam 28 pertandingan di musim 2007/2008 dijual kepada Persija Jakarta.[5] dalam Summer 2009 meninggalkan klubnya Persija Jakarta dan Asia,[6] untuk mencari peruntungannya di Eropa ia menandatangani kontrak untuk S.C. Olhanense,[7] kontraknya dengan klub Portugal berjalan antara 30 Juni 2010. pada bulan Agustus 2010,[8] ia pindah kembali ke Persija Jakarta dengan bebas transfer.
Pada musim 2011-2012, ia di rekrut oleh Tim Pelita Jaya Jawa Barat. bersama Safee Sali dan teman barunya Aleksander Bajevski. setelah penjualan saham Arema Indonesia versi ISL ke Pelita jaya Greg pun pindah klub menjadi Arema Indonesia untuk musim 2012-2013, sementara klub lamanya pelita Jaya dijual ke Bandung Raya dan berubah nama menjadi Pelita Bandung Raya

Posisi

Dia bisa bermain baik pemain sayap atau posisi striker.[9]

Karier internasional

Sebagai Nigeria, Greg tidak memiliki catatan bahwa ia telah terlibat di setiap pertandingan untuk tingkat junior atau senior sebagai Tim Nasional Sepak bola Nigeria. Pada awal 2010, Greg dikabarkan bahwa ia akan segera bermain untuk tim nasional sepak bola Indonesia, meskipun rumor ini tidak dikonfirmasi oleh Greg sendiri, apa yang menarik adalah bahwa ia tidak mengkonfirmasi atau menyangkal rumor tersebut. Setelah banyak spekulasi, pada bulan Agustus 2011 Asosiasi Sepak Bola Indonesia akhirnya mengkonfirmasi bahwa Greg telah dinaturalisasikan, dan mendapat kewarganegaraan Indonesia secara resmi pada 10 Oktober 2011.[10] Karena penampilannya yang baik bersama Persija Jakarta serta keinginan dan kesiapannya untuk menjadi andalan Timnas Indonesia.[11][12]
Dalam laga persahabatan antara Indonesia Inonesia Selection melawan LA Galaxy di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Greg ikut tampil pertama kalinya di skuat indonesia meskipun hanya laga persahabatan melawan Landon Donovan, Robbie Keane dan David Beckham.[13]
Dia melakukan debut untuk tim nasional sepak bola Indonesia di Kualifikasi Piala Asia AFC 2015 melawan Arab Saudi pada tanggal 23 Maret 2013.

Prestasi

Tampines Rovers

REFF : https://id.wikipedia.org/wiki/Greg_Nwokolo