BIOGRAFI CASEY STONER
Rico Septa Dwi A
U.G
Ahmad Nasher
Casey Stoner (lahir di
Kurri Kurri,
New South Wales,
Australia,
16 Oktober 1985; umur 31 tahun) adalah seorang mantan pembalap
MotoGP. Ia telah meraih 2 titel
MotoGP
pada tahun 2007 bersama Ducati dan 2011 bersama Honda. Stoner adalah
satu-satunya pembalap yang bisa menjadi juara dunia dengan menggunakan 2
motor pabrikan beda benua. Ia memulai debut
balap motor sebagai pembalap
wild card di Sirkuit Donington Park, pada GP Inggris kelas 125cc pada tahun
2001.
Setelah beberapa tahun berkarier pada kelas 125cc dan 250cc, Stoner
kemudian masuk ke kelas MotoGP pada tahun 2006 bersama tim
LCR Honda.
Pada musim 2007 saat ia bergabung bersama
Ducati Marlboro
Stoner tampil sebagai juara dunia untuk pertama kalinya. Atas
prestasinya tersebut, pada musim 2008, Stoner dianugerahi gelar Young
Australian of the Year oleh pemerintah Australia. Gelar keduanya
kemudian ia raih di musim 2011 lewat kemenangan apik di balapan rumahnya
sendiri di Australia dan saingan utamanya
Jorge Lorenzo gagal berlomba akibat cedera tangan.
[1][2]
Profil
Pribadi
Casey Stoner merupakan anak kedua dari pasangan Colin Stoner (seorang tukang
cat keliling yang sering menjadi pembalap motor amatir) dan Bronwyn.
[3] Casey mempunyai seorang kakak
perempuan
bernama Kelly Stoner yang juga hobi dan sering turun dalam ajang
balapan motor amatir setempat. Sejak masih kecil, Stoner sudah mengenal
sepeda motor
sekalipun hanya dalam sebatas menyentuh atau bergaya layaknya seorang
pembalap. Sepeda motor pertamanya ia jajal pada usia 4 tahun setelah
diajarkan oleh kakaknya.
[3][4]
Pada tahun 1993, keluarga Stoner kemudian pindah dari Southport menuju ke Kurri Kurri di
New South Wales dalam upayanya mendukung upaya dan semangat Stoner kecil dalam mengikuti balapan.
[4] Casey Stoner juga sempat bersekolah sampai usianya 12 tahun sebelum kemudian keluar dan lebih memilih untuk
home schooling pada tahun 1997.
[5]
Pada 1999, setelah melihat peluang besar bagi Stoner untuk berkarier
sebagai pembalap, keluarga ini memutuskan untuk pindah ke Inggris.
[6] Di sana mereka sempat dilanda kebingungan karena tidak memiliki uang untuk membayar biaya sewa dan
pajak apartemen dan terpaksa tinggal dalam sebuah karavan.
Saat ini Casey Stoner tinggal di
Monte Carlo,
Monako,
dimana keluarganya masih sering pulang pergi Australia-Inggris-Monako.
Stoner sendiri sempat menyebutkan bahwa hanya dalam satu kali setahun ia
bisa pulang ke tanah kelahiran di Australia, yaitu saat berlangsungnya
balapan MotoGP Australia.
[3]
Keluarga dan teman
Adriana Tuchyna dan Casey Stoner pada GP Valencia 2009.
Casey Stoner pertama kali bertemu dengan Adriana Tuchyna yang berasal dari
Adelaide pada balapan MotoGP Australia 2003.
[7]
Saat itu Stoner memberikan tanda tangannya di perut Adriana, setelah
perempuan Australia ini "sedikit" memaksa Stoner agar mau menandatangani
perutnya.
[8] Hubungan antara Stoner dan Adriana dimulai pada tahun 2005 saat Adriana berusia 16 tahun.
[9] Kemudian pada tahun 2007, pasangan ini sepakat untuk menikah. Perihal pernikahannya ini, Stoner sempat berujar bahwa:
“ |
Saya lebih memilih tradisi
sebagai masyarakat kuno, sebab seperti Anda ketahui saat ini pemuda dan
pemudi Australia terkenal akan kebiasaan hidupnya yang bebas. Saya
masih ingin mempertahankan tradisi masa lampau Australia, dan karena
itulah tidak ada jalan lain bagi saya selain meminang Adriana secara
baik-baik daripada melakukan hal-hal yang kurang terpuji.[10] |
” |
Pada GP Ceko 2011, diumumkan bahwa istri Stoner yaitu Adriana tengah hamil.
[11][12] Adriana kemudian melahirkan bayinya pada tanggal 16 Februari 2012 dan diberi nama Alessandra Maria.
[13]
Di luar balapan, Casey Stoner termasuk orang yang ramah dan memiliki banyak teman. Salah satu teman dekat Stoner adalah
Kimi Raikkonen.
[14] Mereka pertama kali bertemu dalam acara ski tahunan keluarga
Ferrari
dan Ducati di awal 2007. Kimi berujar bahwa Stoner memiliki kemampuan
yang bagus dan bisa menjadi juara dunia jika waktunya tepat. Dalam
pertemuan kedua mereka pada tahun 2008, di saat Kimi dan Stoner resmi
menyandang gelar juara dunia, kedua pembalap ini sama sekali tidak
pernah menyangka, angan-angan mereka saat bergabung bersama tim baru
yang masih asing kultur budayanya ternyata berbuah manis, yaitu gelar
juara dunia.
[14]
Dua teman lain Stoner adalah
Fernando Alonso dan
Michael Schumacher.
Alonso dan Stoner bertemu pada acara ski tahunan serupa di awal 2010,
dan saat itu Stoner sukses merepotkan Alonso dalam sebuah balapan mobil
diatas es. Usai lomba, Alonso menilai bahwa Stoner walaupun terbilang
awam dengan dunia balapan roda empat, tapi ia mampu dengan cepat
menyesuaikan diri dan bisa menyaingi para seniornya yang lebih
berpengalaman dengan balapan roda empat. Sementara itu, awal mula
pertemuan dan persahabatan Stoner dengan Schumi dimulai di pertengahan
2008 saat Schumi mengetes motor Ducati Desmosedici milik Stoner. Saat
itu, Schumi juga tidak malu-malu untuk bertanya karakteristik motor
Ducati-nya kepada Stoner, dan Stoner dengan ramah membantu Schumi selama
pengetesan berlangsung.
[14]
Kritik dan kontroversi
Stoner dikenal sebagai pembalap yang mudah kecewa jika dirinya
mengalami kekalahan atau terkena kritik dari orang lain. Pada tahun
2007, dirinya sempat terkena kritik pedas dari komunitas MotoGP setelah
berhasil mendominasi di setengah musim pertama. Fans MotoGP melihat
kesuksesan Stoner saat itu berdasar dari penampilan motor dan bannya
yang bagus ketimbang bakat Stoner sendiri.
[15]
Kemudian di dua kali balapan GP Inggris yaitu di 2007 dan 2008, Stoner
sempat dimusuhi oleh fans dengan diteriaki riuh saat ia muncul dari
garasi.
[16]
Pada tahun 2008 juga, Stoner sempat mendapatkan kritik pedas dari
sebuah organisasi kesehatan di Australia seputar timnya yaitu Ducati
yang lebih memilih bekerjasama dengan pabrikan
rokok Philip Morris (
Marlboro).
Organisasi kesehatan tersebut menyebutkan, Stoner yang merupakan
seorang atlet dan bukan perokok memilih langkah yang salah dengan
bergabung bersama tim yang mempromosikan produk rokok dalam sebuah
kompetisi
olahraga.
[17]
Di musim 2011, Casey Stoner sempat memboikot penyelenggaraan GP
Jepang karena ia merasa sikuit Twin Ring Motegi belum sepenuhnya aman
dari radiasi nuklir akibat bencana alam yang terjadi di Fukushima. Ia
kemudian sempat dikritik oleh beberapa fans Jepang karena dianggap
sombong dan melupakan statusnya sebagai pembalap untuk pabrikan Jepang.
[18]
Karier awal
Balapan junior
Stoner menjajal balapan pertamanya pada usia empat tahun dalam sebuah
balapan tanah kelas U9 (di bawah usia 9 tahun) di trek balap Mike
Hatcher yang terletak di Gold Coast, Australia. Dari usia sembilan tahun
sampai 14 tahun, Stoner berhasil memenangi 41 lomba lokal dan 70 lomba
antar negara bagian Australia.
[6]
Stoner juga sempat mengikuti balapan super-sibuk selama lebih dari
satu pekan, ketika ia mengikuti lima kelas balapan berbeda dalam sebuah
perlombaan yang memperlombakan 35 balapan. Stoner sendiri berpartisipasi
dalam 32 dari 35 balapan dalam lima kelas yang berbeda, dan ia kemudian
mampu memenangi lima kelas tersebut.
[4]
Dikarenakan usia minimal untuk menjadi pembalap di Australia adalah
16 tahun, Stoner kemudian pindah ke Inggris, dimana disana usia minimal
untuk mendapatkan SIM balapan adalah 14 tahun.
[6] Dari tahun 2000 sampai 2002, Stoner kemudian berpartisipasi dalam kejuaraan nasional balap motor 125cc di
Inggris dan
Spanyol.
Stoner kemudian berhasil memenangi gelar juara Kejuaraan Balap Motor
Aprilia Inggris tahun 2000. Penampilannya yang impresif kemudian menarik
hati pembalap sekaligus manajer tim
Lucio Cecchinello, yang kemudian memberikan kesempatan Stoner turun di balapan GP Inggris 2001 sebagai
wild card, sebelum akhirnya pada 2002, Stoner turun penuh di MotoGP kelas 250cc bersama LCR Racing.
125cc dan 250cc
Tahun 2003, masih dengan
LCR Racing, Stoner kemudian turun di kelas 125cc. Dengan didukung motor
Aprilia, Stoner berhasil mencatat empat kali finish podium, tiga diantaranya adalah raihan posisi kedua di Jerman, Brasil, dan
Pasifik[19]
serta satu kemenangan yang ia berhasil raih di Valencia di akhir musim.
Dengan hasil ini, Stoner kemudian berhasil duduk di P8 klasemen dengan
nilai 125 poin.
[4][20]
Musim 2004, Stoner berpisah dengan LCR Racing dan bergabung dengan tim
Red Bull KTM. Di musim ini ia hanya mampu satu kali memenangi balapan yaitu di
Malaysia.
Namun ia masih bisa terhibur dengan dua kali finish kedua dan tiga kali
finish ketiga. Posisi klasemen Stoner di musim 2004 adalah P5 dengan
145 poin.
[4]
Tahun 2005, Stoner kembali ke kelas 250cc dan kembali bermitra
bersama Team LCR Racing dan pabrikan Aprilia. Menunggangi motor dengan
spesifikasi pabrikan, Stoner tampil sebagai penantang utama
Daniel Pedrosa
dan Honda, dan bahkan sempat pula Stoner memiliki beberapa kesempatan
untuk menjadi pemimpin klasemen. Stoner sendiri berhasil menang di
Portugal, China, Malaysia, dan Qatar. Apesnya, saat balapan di depan
publik rumahnya sendiri yaitu GP Australia, Stoner mengalami kecelakaan,
dan terpaksa harus melupakan mimpinya menjadi juara dunia 250cc tahun
2005 sekalipun sekali lagi Stoner mampu memenangi lomba di Turki. Stoner
kemudian berhasil finish sebagai runner-up klasemen 250cc tahun 2005
dengan nilai 254 poin.
[4]
Karier MotoGP
LCR Honda (2006)
Musim gugur 2005, Stoner dikabarkan telah mengantungi kontrak resmi dengan Yamaha untuk menjadi pendamping
Valentino Rossi di musim 2006.
[21]
Tetapi kemudian Yamaha membatalkan jalinan kerjasama tersebut, dan
sempat membuat Casey Stoner kecewa. Pada Januari 2006 Stoner kemudian
mencoba kembali mengajak Lucio Checchinello agar mau menjadi
pendukungnya untuk turun balapan di kelas MotoGP 2006. Checchinello
kemudian setuju, dan ia langsung mengontak
HRC
dan mengajukan proporsal penyewaan satu unit motor Honda RC211V untuk
musim 2006. Honda lantas setuju, dan jadilah kerjasama Stoner dan
Checchinello berlanjut di musim 2006 di kelas MotoGP.
[22][23]
Debut Stoner di kelas MotoGP dimulai di seri Spanyol di Jerez, dimana
ia finish di P6. Pada balapan berikutnya di Qatar, Stoner langsung
mengebrak dengan meraih pole position, namun saat lomba ia hanya mampu
finish P5. Stoner lantas melanjutkan penampilannya yang cemerlang dengan
nyaris saja menang di Turki sebelum melakukan kesalahan fatal di lap
terakhir yang menyebabkan ia gagal memenangi lomba dan harus puas di P2
dibelakang
Marco Melandri.
[24]
Di pertengahan musim, Stoner kemudian tampil labil dan banyak melakukan
kesalahan yang berujung pada kecelakaan. Meskipun begitu, ia tampil
cukup baik di musim 2006 dengan finish di P8 klasemen dengan 119 poin.
Ducati Marlboro (2007-2010)
Kesalahan fatal yang dilakukan Honda di akhir 2006 dengan tidak
mengikat kontrak jangka panjang dengan Stoner berhasil dimanfaatkan
dengan baik oleh
Ducati, yang akhirnya berhasil mengontrak Stoner untuk musim 2007.,
[25] Di musim 2007 sendiri Stoner bergabung bersama
Loris Capirossi di tim asal Italia tersebut. Stoner menggantikan posisi
Sete Gibernau yang dipecat karena dinilai penampilannya kurang meyakinkan dan cenderung menurun.
Dengan senjata baru Ducati Desmosedici GP7 yang didesain sesuai
regulasi baru MotoGP 800cc, Stoner tampil luar biasa pada tahun 2007.
Stoner mengawali musim dengan kemenangan spektakuler di Qatar yang
kemudian ia lanjutkan di Turki dan China.
[26]
Ia lantas berhasil memenangi 10 lomba (diantaranya hattrick di AS,
Ceko, dan San Marino) dan meraih 6 pole, yang kemudian mengantarnya pada
gelar juara dunia MotoGP 2007 dengan selisih 125 poin atas peringkat
kedua
Daniel Pedrosa.
[27] Posisi finish paling jelek yang diraih Stoner adalah di
GP Motegi, ketika ia finish P6 dan memastikan diri sebagai juara dunia 2007.
[28]
Musim 2008, Stoner berusaha keras untuk mempertahankan gelar juara
dunianya. Kemenangan pembuka musim ia raih di Qatar. Ia kemudian tampil
biasa saja di
Spanyol dan
Portugal, dan baru kembali naik podium di
GP China. Setelah tampil buruk di
Perancis,
ia kemudian naik podium di Italia dan Catalunya, sebelum kemudian
mencatat kemenangan hattrick di Inggris (dengan memimpin sejak start
sampai finish)
[29], Belanda (sama dengan di Inggris)
[30], dan Jerman (terbantu kecelakaan yang dialami Pedrosa).
[31][32]
Dengan hasil ini Stoner berhasil naik kembali ke P1 klasemen, tetapi
kemudian turun kembali posisinya usai jatuh di Laguna Seca saat memimpin
lomba sebelum akhirnya bangkit kembali dan finish kedua.
[33] Selanjutnya di Brno dan
Misano, Stoner gagal finish akibat kerusakan motor yang berakhir pada kegagalannya mempertahankan gelar juara dunia.
[34][35] Stoner kemudian harus puas tampil sebagai runner-up dibelakang
Valentino Rossi dengan total raihan poin klasemen sebanyak 280 poin.
[36]
Musim 2009, Stoner masih bertahan di Ducati dan kini ia ditemani pembalap baru yang juga mantan juara dunia,
Nicky Hayden. Stoner juga setuju untuk memperpanjang kontraknya selama satu tahun bersama Ducati di 2010.
[37] Melalui sebuah pertarungan ketat di Qatar melawan duet
Fiat Yamaha yaitu Valentino Rossi dan
Jorge Lorenzo,
Stoner berhasil memenangi balapan pembuka musim di Qatar, sebelum
kemudian ia menderita sebuah penyakit aneh yang menyebabkannya kelelahan
setiap kali berlomba. Sebagai akibatnya, ia harus puas berada di P3
klasemen saat balapan memasuki GP AS di
Laguna Seca. Hasil pemeriksaan dokter kemudian menyimpulkan Stoner menderita penyakit anemia akut dan gangguan perut.
[38][39]
Sebagai usaha pemulihan dirinya, Stoner kemudian mengumumkan bahwa
untuk tiga balapan yaitu di ronde 11, 12, dan 13 ia akan absen dari
balapan
[40], dan pembalap Finlandia,
Mika Kallio diangkat sebagai pengganti sementara.
[41]
Usai sembuh total dari sakitnya, Stoner kembali berlomba di Portugal
dan langsung mencatat podium kedua. Kemudian di Australia dan Malaysia,
Stoner berhasil kembali ke jalur kemenangan. Kesialan kemudian kembali
datang kepada Stoner di balapan penutup di Valencia. Usai meraih pole di
kualifikasi, Stoner tampil percaya diri untuk balapan sebelum ia
terjatuh karena kesalahan sendiri di lap pemanasan. Stoner finish di
urutan empat klasemen 2009 dengan 220 poin.
Casey Stoner dalam konferensi pers GP Australia 2010.
Dalam sesi tes pra musim 2010, Casey Stoner kembali mencatat waktu
tercepat dalam salah satu sesi dari enam kali sesi latihan yang digelar,
dimana lima lainnya didominasi oleh Valentino Rossi. Kemudian di
balapan pembuka musim 2010 di Qatar, sekali lagi Stoner mencatatkan pole
position dan sempat memimpin lomba sebelum akhirnya kandas di
pertengahan lomba akibat terlalu bernafsu.
[42] Setelah kembali kandas akibat kesalahan serupa di
Perancis[43],
Stoner berhasil bangkit dan finish keempat di GP Italia. Kemudian di GP
Belanda di Assen, Stoner mencatat podium pertamanya di musim 2010
setelah finish ketiga.
[44]
Dua kali finish ketiga lainnya ia dapatkan di Catalunya dan Jerman
sebelum naik menjadi P2 di AS setelah terbantu kecelakaan Daniel
Pedrosa. Kemenangan pertama Stoner di musim 2010 dicatat di Motorrad
Aragon setelah mencatat pole position saat kualifikasi. Kemenangan
serupa ia lanjutkan di Jepang, dan nyaris saja Stoner mencetak hattrick
di Malaysia sebelum kandas akibat terjatuh saat memimpin. Kemudian di
balapan kandangnya sendiri di Australia, Stoner kembali berjaya dengan
memenangi lomba sebelum kembali terjatuh dan tersingkir di Portugal.
Stoner kemudian menutup musim 2010 dengan posisi kedua di Valencia, dan
ia memantapkan posisinya di klasemen dengan raihan 225 poin.
Repsol Honda (2011–2012)
Casey Stoner pada tahun 2011.
Rumor kembalinya Stoner ke
Honda sudah bergaung sejak awal musim 2010, tetapi baik Stoner maupun
Repsol Honda
membantah gosip tersebut. Honda bahkan sempat bilang kalau mereka lebih
puas dengan penampilan tim yang ada saat itu yaitu duet
Daniel Pedrosa dan
Andrea Dovizioso.
Pada bulan Juni 2010, kabar kepindahan Stoner ke Honda akhirnya menjadi
kenyataan usai Honda menyetujui kontrak multi tahunan bersama pembalap
Australia tersebut.
[45] Posisi Stoner di Ducati akan digantikan oleh pembalap legendaris
Valentino Rossi, sementara di Honda sendiri Stoner akan ditemani Pedrosa dan Dovizioso.
Pada sesi tes musim dingin bersama Honda, Stoner langsung menggebrak dengan meraih posisi kedua tercepat.
[46]
Dalam debut resminya bersama Repsol Honda di seri balapan Qatar, Stoner
langsung menggebrak dengan meraih kemenangan perdananya. Sayang di seri
berikutnya di Spanyol ia kandas akibat kesalahan manuver
Valentino Rossi.
Usai finis ketiga di Portugal, Stoner kembali menang di Perancis dan
Catalunya. Kemenangan lainnya kemudian berhasil ia dapatkan di
Silverstone di tengah guyuran hujan badai. Ia mencatat kemenangan
hattrick lainnya di AS, Republik Ceko, dan Indianapolis. Jorge Lorenzo
kemudian menghentikan rangkaian kemenangan Stoner di Misano. Usai
kembali menang di Aragon dan meraih P3 di Motegi, Stoner akhirnya
memastikan gelar juara dunia musim 2011 lewat kemenangan di balapan
kandangnya di Australia dan disaat bersamaan saingan utamanya di
klasemen Jorge Lorenzo gagal berlomba akibat cedera pada tangannya.
[47]
Stoner melanjutkan dominasinya di MotoGP musim 2012 dengan memenangi
lomba di Jerez dan Estoril yang merupakan sirkuit yang belum pernah ia
menangi sebelumnya.
Pensiun dari MotoGP
Sebuah keputusan mengejutkan diumumkan Stoner di GP Perancis 2012
bahwa ia akan pensiun pada akhir musim 2012. Stoner berujar bahwa ia
sudah tidak bersemangat lagi membalap di ajang MotoGP dan ingin lebih
fokus pada keluarganya, selain juga untuk lebih mengutamakan pemulihan
atas penyakit
anemia
akut yang ia derita selama kariernya di MotoGP. Ia pernah berkata bahwa
ajang MotoGP hanya sebagai penyaluran hobi dan bakatnya, bukan sebagai
pekerjaan utamanya karena ia ingin hidup normal layaknya para anggota
keluarganya yang menjalankan bisnis pertanian. Ia lebih tertarik menjadi
seorang pengusaha ketimbang menjadi seorang pembalap MotoGP yang penuh
dengan risiko keselamatan.
[48]
Di luar MotoGP
Casey Stoner dan Randy Mamola pada tahun 2005.
Casey Stoner mengungkapkan bahwa usai dirinya pensiun sebagai
pembalap MotoGP, dirinya berkeinginan untuk turun di ajang balapan
mobil.
[49]
Salah satu ajang balapan mobil yang ia ingin coba adalah Australian V8
Supercar Series, yang merupakan kejuaraan balapan turing Australia.
Stoner sendiri rupanya sering menguji coba mobil-mobil berteknologi
tinggi, diantaranya adalah ketika ia mengetes mobil
Alfa Romeo 8C Competizione
pada tahun 2008, usai ia menjadi juara dunia MotoGP. Alfa Romeo sendiri
saat itu tercatat sebagai salah satu sponsor dari tim Ducati. Stoner
sendiri termasuk salah satu yang beruntung karena ia bisa mendapatkan
mobil tersebut secara cuma-cuma sebagai hadiah atas prestasinya menjadi
juara dunia 2007.
[49]
Pertengahan 2008, saat ia "membimbing"
Michael Schumacher dalam tes Ducati Desmosedici, Stoner juga mengisyaratkan bahwa ia ingin menjajal mobil
Formula 1. Walaupun begitu, Stoner berujar bahwa ia tidak akan pernah hijrah ke F1 dari MotoGP.
[49]
Ayah Stoner, yaitu Colin, mengungkapkan bahwa dirinya akan sangat
senang bila usai pensiun sebagai pembalap MotoGP, putranya kembali
pulang ke Australia dan memulai karier baru sebagai wirausahawan di
bidang peternakan dan pertanian. Stoner kemudian membenarkan perkataan
ayahnya ini, dan ia punya keinginan kuat untuk melakoni pekerjaan
tersebut. Stoner juga bercita-cita ingin membuka sekolah balapan di
negara asalnya, yaitu Australia, dalam rangka mengajak pemuda dan pemudi
Australia untuk turun menjajal ajang balapan internasional.
REFF : https://id.wikipedia.org/wiki/Casey_Stoner